LAYANAN SIRKULASI
LAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN
Fadillah Aulia
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara
ABSTRAK
Layanan sirkulasi
merupakan jasa pelayanan yang pertama kali berhubungan langsung dengan
pemustaka. Aktifitas bagian sirkulasi menyangkut citra perpustakaan, baik
tidaknya sebuah perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimana pelayanan
sirkulasi diberikan kepada pemustaka. Kegiatan sirkulasi sering dianggap
sebagai ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian ini yang paling sering
digunakan pemustaka atau berhubungan dengan pemustaka.
Kata
kunci: Perpustakaan, layanan
sirkulasi.
PENDAHULUAN
Salah satu layanan yang
diberikan dalam perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Layanan sirkulasi
merupakan unsur penting dalam kegiatan perpustakaan. Bagian sirkulasi
menyangkut masalah peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan
dengan para pemustakanya. Besarnya koleksi dan jumlah pemustaka perpustakaan
merupakan faktor yang penting dalam menentukan siapa-siapa yang boleh meminjam,
jenis dan jumlah buku yang boleh dipinjam, sistem peminjaman yang digunakan dan
lamanya waktu peminjaman. Maka pemakaian koleksi dapat secara efektif, pengawasan
terhadap bahan pustaka akan mudah dilakukan dan koleksi perpustakaan akan
terjaga karena diketahui siapa peminjam koleksi, waktu pengembalian yang jelas
dan pelanggaran dapat diketahui segera.
Dalam dunia perpustakaan, pelayanan
sirkulasi ini lebih dikenal dengan pelayanan peminjaman koleksi. Namun,
pelayanan sirkulasi sebenarnya mencakup seluruh kegiatan pencatatan yang
berkaitan dengan pemanfaatan koleksi, baik dibaca ditempat, difotocopi, atau
koleksi yang dibawa pulang oleh pemustaka. Jadi, dapat dipahami bahwa bagian
sirkulasi merupakan kegiatan atau pekerjaan yang berkhaitan dengan peminjaman atau
pengembalian bahan pustaka (Lasa Hs, 2004).
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Layanan Sirkulasi
Kata “sirkulasi” berasal dari bahasa
inggris “circulation” yang artinya
perputaran, peredaran. Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa
pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan
pengembalian bahan pustaka (Ibrahim, 2000). Menurut Sulistyo, bahwa salah satu
kegiatan utama atau jasa utama perpustakaan adalah peminjaman buku dan materi
lainnya. Kegiatan peminjaman ini sering dikenal dengan nama sirkulasi, artinya
peminjaman. Bagian ini, terutama meja sirkulasi, sering kali dianggap sebagai
ujung tombak jasa perpustakaan, karena bagian inilah yang pertama kali
berhubungan dengan pemustaka serta paling sering digunakan pemustaka. Karena
unjuk kerja staf sirkulasi dapat berpengaruh terhadap citra perpustakaan.
Jadi, dapat disimpulkan pelayanan
sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut peredaran bahan-bahan pustaka yang
dimiliki oleh perpustakaan. Pada pelayanan sirkulasi ini dilakukan proses
peminjaman bahan pustaka yang boleh dipinjam, penentuan jangka waktu
peminjaman, pengembalian bahan pustaka yang dipinjam dan pembuatan statistic
peminjaman untuk membuat laporan perpustakaan.
B.
Tujuan
Layanan Sirkulasi
Tujuan
layanan sirkulasi sebagai berikut:
1. Agar
mampu memanfaatkan koleksi semaksimal mungkin.
2. Mudah
untuk mengetahui siapa yang meminjam koleksi, dimana alamatnya, serta kapan
koleksi itu akan kembali.
3. Terjaminnya
pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas, denan itu keadaan pustaka akan
terjaga.
4. Diperoleh
data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.
5. Apabila
terjadi pelanggaran segera diketahui (Rahmah, 2018).
C.
Fungsi
Layanan Sirkulasi
Bagian
sirkulasi melakukan tugas sebagai berikut:
1. Mengawasi
pintu masuk dan keluar perpustakaan.
2. Pendaftaran
anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota.
3. Meminjam
serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman.
4. Menarik
denda bagi buku yang terlambat dikembalikan.
5. Mengeluarkan
surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya.
6. Tugas
yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku yang hilang atau rusak.
7. Bertanggung
jawab atas segala berkas peminjaman.
8. Membuat
statistika peminjaman.
9. Peminjaman
antar-pustaka.
10. Mengawasi
urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.
11. Tugas
lain terutama berkaitan dengan peminjaman.
D.
Prinsip
Layanan Sirkulasi
Prinsip-prinsip utama pelayanan pengguna
yang baik tetap dipergunakan sebagai pedoman sebagaimana yang dinyatakan dalam
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, bahwa prinsip-prinsip pelayanan
pemaka adalah:
1. Berorientasi
kepada pemakai
Pemilihan sistem, bentuk dan pelayanan
pemakai lebih ditekankan atas dasar kebutuhan dan kepentingan pemakai.
2. Bersifat
universal
Pelayanan pemakai yang baik adalah yang
memandang pemakai sebagai keseluruhan dan bukannya sebagai individu. Oleh sebab
itu, keseragaman keadilan dan pemerataan haruslah diperhatikan dalam pelayanan.
3. Menggunakan
disiplin
Pelaksanaan pelayanan pemakai dan
berfungsi secara maksimal apabila diikuti dengan kedislipinan baik pada pihak
pemakai maupun pada pihak petugas perpustakaan.
4. Cepat,
tepat dan mudah
Pelayanan pemakai yang baik adalah dapat
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan mudah sehingga diperlukan tertib
administrasi yang teratur, terarah, cermat tetapi tidak membingungkan.
E.
Sistem
Layanan Perpustakaan
Menurut Sjahrial-Pamuntjak sistem
pelayanan pemakai pada perpustakaan umumnya dapat dilaksanakan melalui dua cara
diantaranya:
1. Sistem
pelayanan terbuka
Sistem layanan terbuka merupakan cara
yang dapat membantu pengguna
perpustakaan untuk mecari informasi yang dibutuhkan secara langsung ke rak.
Pada perpustakaan tinggi yang melayanai civitas akademika dan koleksi yang
banyak biasanaya menggunakan sistem layanan terbuka.Sistem layanan terbuka memberikan
kebebasan kepada pengguna perpustakaan memilih dan mengambil sendiri pustaka
yang dikehendakinya dari ruang koleksi.
Keuntungan
yang diperoleh dengan menggunakan sistem layanan terbuka adalah:
1)
Kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang
menggunakanya.
2)
Menghemat tenaga. Sebab dalam sistem ini petugas tidak perlu
mengembalikan pustakawan hanya mencatat kemudian mengembalikan buku-buku yang
telah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu juga.
3)
Judul-judul
buku yang diketahui lebih banyak.
4)
Akan segera diketahui judul buku yang dipinjam, nama dan alamat
peminjam.
5) Apabila calon peminjam
tidak menemukan buku tertentu yang dicari maka saat itu pula dapat memilih
judul buku yang relevan.
6)
Kecil sekali kemungkinan terjadi salah paham.
Kerugian atau kelemahan
dari sistem layanan terbuka adalah:
1)
Frekuensi
kerusakan lebih besar.
2) Memerlukan ruangan yang lebih luas. Sebab letak rak satu dengan yang
lain memerlukan jarak yang longgar.
3) Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu pustakawan harus
sering menyusun buku.
4) Pengguna yang pertama kali datang keperpustakaan itu sering
bingung (Perpustakaan Nasional RI, 1999).
2.
Sistem pelayanan tertutup
Pelayanan
pemakai sistem tertutup merupakan pelayanan sirkulasi yang tidak memungkinkan pemakai
memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka. Pada sistem pelayanan tertutup ini
setiap penggunjung harus mengetahui dahulu dengan jelas pengarang atau judul
buku subjek yang diinginkan kemudian meminta petugas perpustakaan mencarikannya
keruang koleksi. Dalam sistem ini, pengguna
harus menggunakan katalog yang disediakan untuk memilih pustaka yang
diperlukanya.
Keuntungan
menggunakan sistem layanan tertutup adalah:
1)
Susunan koleksi akan tetap rapi karena hanya petugas perpustakaan
yang
dapat masuk kejajaran koleksi.
2)
Terjadinya kehilangan dan kerusakan bahan perpustakaan dapat
diperkecil.
3)
Ruangan perpustakaan yang disediakan tidak perlu luas.
4)
Untuk koleksi yang sangat rentan terhadap kerusakan maka sistem
ini sangat sesuai.
Kerugian menggunakan
sistem layanan tertutup:
1) Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat mengetahui
ciri-ciri kepengarangan dan ciri-ciri fisik bahan pustaka yaitu judul,
pengarang, ukuran buku dan jumlah halaman.
2)
Judul buku yang dipilih melalui katalog kartu maupun online tidak
selalu
menggunakan buku yang dimaksud.
3)
Pengguna tidak dapat melakukan browsing dijajaran rak.
4) Jika peminjam banyak, dan tugas perpustakaan relativ terbatas hal
ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak, sehingga pemakai harus menunggu
lebih lama (Perpustakaan Nasional RI, 1999).
F.
Kegiatan
Layanan Sirkulasi
Kegiatan-kegiatan
layanan sirkulasi didalam perpustakaan meliputi:
1. Keanggotaan
Keanggotaan
merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan sudah mendaftarkan dirinya sebagai
anggota perpustakaan. Keanggotaan ini menunjukkan bahwa pemegangnya mempunyai
hak untuk fasilitas perpustakaan, membaca dan meminjam bahan pustaka yang ada di
perpustakaan. Kegunaan dari pada pendaftaran anggota adalah:
1)
Mengetahui jati diri peminjam.
2)
Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya.
3) Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui jumlah buku
yang dipinjam oleh para pembaca.
4) Mengetahui golongan peminjaman untuk mengetahui pula kebutuhan
mereka (Sutarno, 2003).
2.
Peminjaman
Peminjaman
bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada bagian layanan
sirkulasi. Layanan ini hanya terbuka bagi pengguna perpustakan yang terdaftar
sebagai anggota perpustakaan.
Langkah-langkah
peminjaman pustaka sebagai berikut:
1)
Peminjam menunjukkan kartu anggota yang masih berlaku.
2)
Petugas mencatat nomor atau nama anggota yang bersangkutan.
3)
Petugas mencatat tanggal kembali pada kartu buku.
4)
Peminjam menanda tangani kartu buku.
5)
Buku diserahkan kepada peminjam.
6)
Petugas menyusun kartu buku pada kotak kartu buku berdasarkan
tanggal kembali.
7) Petugas menyusun kartu induk peminjaman berdasarkan nomor urut
kartu anggota atau abjad nama peminjam pada sistem buku besar.
3.
Pengembalian
Menurut
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi. Langkah kerja yang dilakukan oleh
perpustakaan dalam prosedur pengembalian bahan perpustakaan adalah:
1) Memeriksa keutuhan buku dan tanggal kembali pada lembar tanggal
kembali setelah pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang akan dikembalikan.
2)
Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali.
3) Mengambil kartu pinjaman dari kotak kartu pinjaman berdasarkan
nomor anggota yang tertera pada kartu buku.
4)
Membubuhkan stempel tanda “kembali” pada kartu buku, lembar
tanggal kembali, dan kartu pinjaman.
5)
Mengembalikan kartu buku pada kantong buku.
6)
Mengembalikan kartu pinjam kedalam kotak kartu buku.
7)
Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan ke
dalam rak.
4.
Perpanjangan
Perpanjangan
waktu peminjaman tergantung kepada kebijakan perpustakaan, ada perpustakaan
yang memberikan perpanjangan sebanyak dua kali saja dan juga hanya memberikan
satu kali saja.
Prosedur
perpanjangan masa pinjam adalah sebagai berikut:
1)
Pengguna membawa buku yang dipinjam ke meja layanan.
2)
Petugas memeriksa formulir penempahan.
3)
Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru
pada kartu pinjam dan kartu buku.
4)
Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin perpanjangan.
5.
Penagihan
Menurut
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi prosedur penagihan berlangsung sebagai
berikut:
1) Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal
kembali bahan perpustakaan;pekerjaan ini harus dilakukan setiap hari.
2) Petugas membuat surat penagihan rangkap dua; lembar pertama
dikirimkan kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan sebagai pertinggal.
3) Bila bahan pustaka dikembalikan setelah ditagih, petugas
memprosesnya berdasarkan proses pengembalian.
Menurut
Sutarno, apabila sudah beberapa kali dikirim surat peneguran tidak juga
berhasil buku diperoleh kembali, perpustakaan masih dapat menjalankan tindakan
sebagai berikut:
1) Buku diambil dari rumah peminjam dengan biaya pengembalian
dibebankan kepada peminjam. Cara ini kebanyakan dikerjakan oleh perpustakaan
umum.
2)
Izin untuk meminjam ditarik dari anggota untuk waktu yang
tertentu.
3) Khusus diperpustakaan
perguruan tinggi sanksi dapat berupa tindakan akademis, misalnya: tidak
diberitahu nilai kuliah, tidak diserahkan ijazah si mahasiswa yang belum
dikembalikan semua buku(bebas dari peminjaman).
6.
Pemberian Sanksi
Menurut
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi sanksi yang diberikan bergantung
kepada bobot pelanggaran, sanksi yang lazim dikenakan kepada pengguna ada tiga
macam:
1)
Denda.
2) Sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan
perpustakaan dalam waktu tertentu.
3)
Sanksi akademik, berupa pembatalan hak dalam kegiatan
belajar-mengajar.
Menurut
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi prosedur pemberian sanksi
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Pelanggar menetapkan jenis dan tingkat pelanggaran atas dasar kuantitas
dan kualitas tingkat pelanggaran.
2) Petugas menetapkan jenis
dan tingkat sanksi yang dikenakan sesuai dengan tingkat pelanggaran.
3) Bila yang dikenakan sanksi akademik ditingkat perpustakaan,
petugas mengusulkan kepada kepala perpustakaan untuk menetapkan dan
melaksanakan sanksi tersebut.
4) Bila yang diberikan sanksi akademik ditingkat lembaga perguruan
tinggi, kepala perpustakaan mengusulkan kepala pemimpin perguruan tinggi untuk
menetapkan dan melaksanakan sanksi tersebut.
7.
Bebas pinjaman
Bebas
pinjaman adalah salah satu kegiatan pada pelayanan sirkulasi, yang memberi
keterangan tanda bukti tidak lagi mempunyai pinjaman diperpustakaan. Keterangan
bebas tagihan berfungsi untuk mencegah kemungkinan kehilangan bahan pustaka.
Menurut
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggip rosedur kegunaan dari keterangan
bebas pinjam diperlukan untuk:
1)
Ujian akhir
2)
Yudisium
3)
Penerimaan ijazah
4)
Pindah studi keperguruan tinggi lain
Menurut
Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan pemberian surat keterangan “bebas pinjam”
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1)
Pengguna yang membutuhkan keterangan “bebas pinjaman” menyerahkan
tanda pengenal.
2) Petugas mengambil kartu pinjaman berdasarkan nomor anggota yang
tertera pada tanda pengenal.
3)
Petugas memeriksa ada tidaknya pinjaman yang belum dikembalikan
pada kartu pinjaman.
4) Kartu pinjaman yang menunjukkan bahwa pengguna tidak mempunyai
pinjaman distempel “bebas pinjam”.
5)
Petugas mengisi tanda bukti bebas pinjaman” dengan identitas
pengguna.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pelayanan sirkulasi
adalah pelayanan yang menyangkut peredaran bahan-bahan pustaka yang dimiliki
oleh perpustakaan. Pada pelayanan sirkulasi ini dilakukan proses peminjaman
bahan pustaka yang boleh dipinjam, penentuan jangka waktu peminjaman,
pengembalian bahan pustaka yang dipinjam dan pembuatan statistik peminjaman
untuk membuat laporan perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal Ibrahim. (2000). Pengolahan Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Indonesia,
Perpustakaan Nasional RI. (1999). Buku
Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI.
Lasa Hs. (2004). Sistem Penyajian Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Majelis
Pustaka Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Sjahrial-Pamuntjak, R. (2000). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan.
Jakarta: Djambatan.
Sulistyo
Basuki. (1993). Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sutarno. (2003). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Banyak daftar pustaka nya 😅
BalasHapusSumber informasi sangat terpercaya, terima kasih
BalasHapusMakasih ya kak ku . Membantu sekali terimakasih banyak kak
BalasHapusNice :)
BalasHapusMantul sumber referensinya banyak sist
BalasHapus