Layanan Mandiri (Self Service)
LAYANAN MANDIRI
(SELF SERVICE) DI PERPUSTAKAAN UNILA
Oleh : Fadillah Aulia
PENDAHULUAN
1 .
Latar Belakang
Pada hakikatnya
perbedaan dari sebuah perpustakaan dapat dilihat dari layanan. Layanan tersebut
antara lain layanan pemustaka dan layanan teknis. Dalam memberikan layanan
pemustaka kita harus memberikan pelayanan yang prima dimana kita sebagai
pustakwan harus memberikan tampilan yang menarik bagi pemustaka, karena
pustakawan menjadi cerminan terhadap layanan perpustakaan yang dikelola.
Aktivitas kegiatan layanan pemustaka yang paling sering dilakukan pada
perpustakaan adalah layanan sirkulasi, dimana layanan sirkulasi tersebut
merupakan nadi dari seluruh kegiatan layanan bagi pemustaka dalam hal
memperoleh informasi. Dikarenakan perpustakaan sebagai penyedia informasi dan
jasa informasi bagi pemustaka perpustakaan. Sehingga, perpustakaan harus
memberikan layanan yang optimal.
Menurut Muh. Azwar
Muin hampir setiap lembaga ataupun oranisasi tidak tekecuali perpuastakaan
saling berpacu untuk meningkatkan berbagai layanannya juga memberdayakan peran
TIK. Dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat, timbul
inovasi tebaru untuk menunjang layanan sirkulasi perpustakaan, sebelum
perpustakaan menyediakan layanan sirkulasi menggunakan jasa pustakawan (manual)
untuk mencatat sebuah kegiatan meminjam dan mengembalikan koleksi. Tetapi, saat
ini layanan sirkulasi dapat dikerjakan sendiri (pemustaka) tanpa bantuan
pustakawan (self service).
Contoh dari layanan sirkulasi mandiri telah diterapkan dalam
Perpustakaan UNILA. Perpustakaan UNILA telah menerapkan sistem baru pada
layanan sirkulasi, yaitu sistem berbasis RFID (Radio Frequency Identification). Peralihan ini dilakukan agar
efisiensi, kecepatan, dan akurasi pada layanan sirkulasi dapat ditingkatkan
seiring bertambahnya jumlah koleksi dan pengunjung Perpustakaan UNILA.
2 .
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
a.
Bagaimana gambaran
umum layanan mandiri di Perpustakaan UNILA?
b.
Bagaimana layanan
mandiri peminjaman di Perpustakaan UNILA?
c.
Bagaimana layanan
mandiri pengembalian di Perpustakaan UNILA?
d.
Bagaimana layanan
mandiri keamanan di Perpustakaan UNILA?
TINJAUAN PUSTAKA
1 .
Layanan Mandiri (Self
Service)
Menurut Kamus Umum
Besar Bahasa Indonesia kata layanan berarti perihal atau cara melayani pelayan.
Sedangkan mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri, tidak dapat bergantung
kepada orang lain. Layanan mandiri tidak digunakan untuk proses peminjaman, pengembalian,
perpanjangan dan aktivisi anggota perpustakaan
tetapi juga keamanan perpustakaan maupun bahan pustaka. Layanan mandiri
ini bukanlah hal yang baru, perpustakaan luar negeri sudah lama menggunakan
layanan ini. Di indonesia sendiri layanan seperti ini digunakan untuk mesin
ATM, dimana kita sendirilah yang memproses semuanya dalam hal transaksi uang.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa layanan mandiri (Self
Service) perpustakaan adalah segala aktivitas pemustaka baik dalam
peminjaman, pengembalian, perpanjangan, dan aktivitas lainnya dilakukan sendiri
tanpa harus dikerjakan oleh pustakawan dan mengunjungi meja sirkulasi, tetapi
pemustaka pergi ke alat RFID untuk melakukan scan barcode dan mengambil struk
peminjaman. Untuk pengembalian pemustaka tidak harus mengunjungi meja
sirkulasi, tetapi langsung memasukan buku ke drop box yang secara otomatis akan
mendata pengembalian buku.
2 . Layanan Peminjaman Mandiri (Self Service Check-Out)
Layanan peminjaman
mandiri (self service check-out)
adalah layananyang disediakan bagi pengguna yang ingin meminjam koleksi
perpustakaan. Sesuai dengan namanya, layanan peminjaman koleksi perpustakaan
ini dilakukan oleh masing-masing pengguna secara individu melalui interaksi
dengan mesin. Berbeda dengan peminjaman koleksi secara manual yang masih
dibantu dengan interaksi antara pengguna dan pustakawan. Peminjaman koleksi
dilakukan dengan menggunakan mesin layanan mandiri (self service machine) dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Mesin menampilkan intruksi
pada layar untuk memandu pengguna. Kemudian mesin mengeluarkan slip (receipt) peminjaman yang dapat disimpan
pengguna untuk referensi ketika ingin mengetahui batas waktu peminjaman.
3 .
Layanan Pengembalian Mandiri (Self Service Check-In)
Layanan pengembalian
mandiri (self service check-in)
adalah layanan yang disediakan bagi pengguna yang ingin mengembalikan koleksi
perpustakaan yang telah dipinjam. Sesuai dengan namanya, layanan pengembalian
koleksi perpustakaan ini dilakukan oleh masing-masing pengguna secara individu
melalui interaksi dengan mesin. Pengembalian koleksi secara mandiri dilakukan dilakukan
dengan menggunakan menggunakan mesin layanan mandiri (self service machine) dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Mesin menampilkan intruksi
pada layar untuk memandu pengguna. Kemudian mesin mengeluarkan slip (receipt) pengembalian yang dapat
disimpan pengguna untuk referensi.
4 .
Layanan Keamanan Mandiri
Layanan keamanan
mandiri adalah layanan yang disediakan perpustakaan untuk menjaga koleksi
perpustakaan agar tidak terjadi pencurian koleksi. Biasanya alat yang digunakan
untuk mencegah pencurian yaitu security
gate, alat ini berbentuk gerbang pada pintu keluar masuk perpustakaan yang
dapat mendeteksi adanya koleksi yang dibawa keluar tanpa dipinjam terlebih
dahulu dengan tanda berbunyinya alarm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 .
Gambaran Umum Layanan Mandiri di Perpustakaan UNILA
Perpustakaan UNILA
memigrasi sistem barcode dengan
sistem radio frequency identification (RFID).
Sistem RFID merupakan teknologi identifikasi yang menggunakan gelombang radio.
Sistem ini pertama kali diperkenalkan, sekaligus dipatenkan oleh Mario Cardullo
pada 1973 dengan menggunakan transponder radio pasif ber-memori. Dalam
pengelolaan perpustakaan, sistem RFID saat ini merupakan sistem paling muktahir
dalam proses peminjaman buku.
Terdapat tiga macam
alat yang digunakan dalam sistem ini, yakni tag label, RFID reader, dan antena. Ketiga alat ini
dihubungkan dengan gelombang frekuensi yang sama. Seperti halnya barcode, tag label merupakan label
khusus yang ditempelkan pada setiap buku yang akan diidentifikasi. Ada beberapa
jenis tag label dalam sistem ini. Untuk perpustakaan, tag jenis read/write yang
dapat dibaca dan ditulis ulang berkali-kali yang banyak digunakan. Sedangkan
RFID reader digunakan untuk membaca
informasi yang terdapat pada tag.
Alat terakhir yaitu
antena, terpasang pada tag label dan RFID reader.
Antena berfungsi untuk menghubungkan sinyal frekuensi dari kedua alat
sebelumnya. Ketiga alat ini kemudian terintegrasi kedalam mesin-mesin pelayanan
RFID, yang meliputi pelayanan peminjaman mandiri, sistem book drop, gerbang Electronic
Article Surveillance (EAS Gate), dan stock
opname.
2 .
Layanan Peminjaman Mandiri di Perpustakaan UNILA
Layanan peminjaman
mandiri di Perpustakaan UNILA menggunakan tiga buah mesin smart serve. Mesin smart
serve disebut juga KiosK atau anjungan peminjaman mandiri yang bentuknya
mirip seperti mesin ATM. Cara peminjaman mandiri di Perpustakaan UNILA dengan
cara pemustaka membawa buku yang akan dipinjam, meletakkannya sendiri pada
KiosK dan men-scan ID (mahasiswa UNILA berupa KTM yang terdapat barcode). RFID
Reader pada KiosK bisa membaca tumpukan buku secara sekaligus tidak perlu
dilakukan satu-satu seperti pada sistem barcode. Sistem akan mendeteksi buku
dan ID peminjamannya dan kemudian mengeluarkan struk bukti peminjaman.
Jumlah buku yang
dapat diidentifikasi memang tak terbatas, namun jumlah buku pinjam maksimal
seperti sebelumnya, yakni tiga buah buku dalam seminggu. Begitupula dengan
denda yang masih Rp 500,- tiap buku perhari keterlambatannya. Hal ini untuk
mengatasi jatah buku yang terbatas di perpustakaan.
3 .
Layanan Pengembalian Mandiri di Perpustakaan UNILA
Pada layanan mandiri di Perpustakaan UNILA, selain
menggunakan KiosK juga dapat menggunakan mesin smart return atau drop box yang
dipasang di dinding teras kanan luar gedung Perpustakaan UNILA. Peletakan
perangkat diluar gedung ini dengan tujuan agar layanan pengembalian tetap dapat
dilakukan peminjaman meskipun bukan pada jam kerja perpustakaan. Sistem akan
mendeteksi ID peminjam dan buku yang dikembalikan, kemudian mengeluarkan struk
bukti pengembalian.
Buku yang dipinjam
cukup dimasukan kedalam mesin. Selanjutnya mesin akan mengidentifikasi setiap
buku sesuai dengan jenis penomoran buku, sebagaimana yang telah diatur sesuai
dengan nomor panggil sebelumnya. Buku yang telah diidentifikasi tersebut,
secara otomatis terpisah-pisah kedalam drop
box perjenis buku. Terakhir petugas mengambil buku dari drop
boxuntuk ditempatkan di rak buku masing-masing.
Dalam hal pengembalian buku terlambat, maka muncul
informasi denda di monitor. Mahasiswa mesti membayar denda ke petugas. Apabila
denda belum dibayar maka otomatis peminjam selanjutnya mahasiswa tersebut tidak
diizinkan oleh mesin.
4 .
Layanan Keamanan Mandiri di Perpustakaan UNILA
Untuk keamanan, sistem dilengkapi dengan RFID gate yang dipasang pada pintu masuk atau keluar
ruang sirkulasi dan pintu keluar di lobi utama gedung Perpustakaan UNILA. RFID gate berfungsi sebagai EAS (Electronic Article Surveillance) atau
anti pencurian, dapat mendeteksi koleksi yang diambil secara ilegal dari dalam
perpustakaan. Alarm akan berbunyi jika koleksi yang terdeteksi tidak melalui
proses sirkulasi yang semestinya.
PENUTUP
1 .
Kesimpulan
Berdasarkan uraian
dan hasil pembahasan yang telah dipaparkan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Perpustakaan UNILA
telah menerapkan sistem baru pada layanan sirkulasi, yaitu sistem berbasis RFID
(Radio Frequency Identification).
Dengan menggunakan tiga macam alat, yakni tag label, RFID reader, dan antena.
b. Cara peminjaman
mandiri di Perpustakaan UNILA dengan cara meletakkan buku yang hendak dipinjam
diatas meja pindai, dan menepelkan KTM pada bagian ID. Selanjutnya buku
diidentifikasi secara otomatis oleh mesin dan kemudian mengeluarkan struk bukti
peminjaman.
c. Buku yang dipinjam
cukup dimasukan kedalam mesin. Selanjutnya mesin akan mengidentifikasi setiap
buku sesuai dengan jenis penomoran buku. Buku yang telah diidentifikasi
tersebut, secara otomatis terpisah-pisah kedalam drop box perjenis buku. Terakhir petugas mengambil buku dari drop
box untuk ditempatkan di rak buku masing-masing.
d. Keamanan di
Perpustakaan UNILA menggunakan EAS gate
yang berfungsi untuk mendeteksi adanya pengambilan barang tanpa izin.
2 .
Saran
Berdasarkan
kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang dapat penulis berikan
yaitu, terus pertahankan layanan mandiri yang ada di perpustakaan dengan baik,
dan kembangkangkan lagi sistem yang ada di perpustakaan sebaik mungkin.
Daftar Pustaka
Muin, Muh. Azwar.
2014. Information Literacy Skill:
Strategi Penelusuran Informasi Online. Makasar: Alauddin University
Press.
Nur, Mohamad. 2017.
Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Sirkulasi Menggunakan Sistem Self Service Pada Perpustakaan
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia [skripsi]. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Sihombing, Meylan.
2017. Layanan Mandiri Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) [skripsp].
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sutarno NS. 2004.
Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Segung Seto.
Taryanto, Wawan.
2016. Sistem Baru Perpustakaan Unila. https://teknokra.com/kampus/universitas/sistem-baru-perpustakaan-unila.html
Detail banget kak. Sangat bermanfaat.. Terimah kasih informasinya..
BalasHapusDitunggu tulisan yang lain nya ya princess😇😇
Mendetail dan sumbernya akurat. Keren!
BalasHapusNice, informasi yg simple dan jelas
BalasHapusInformasi nya lengkap. Jadi Nambah wawasan pembaca
BalasHapusSangat bermanfaat.
BalasHapusFormatnya detail banget yahh,, mantul dah👍
BalasHapus